Jumat, 08 Februari 2013

CATATAN SEJARAH MADU

catatan sejarah madu
Berdasarkan naskah-nasakah kuno, aktifitas manusia mengumpulkan madu sudah berjalan sekitar 3.000 tahun sebelum masehi. Bukti arkeologi di salah satu dinding gua di Valensia Spanyol, terdapat sebuah gambar dua orang lelaki yang sedang mengambil madu. Gambar itu diperkirakan berusia 10.000 tahun yang lalu, yang artinya aktifitas manusia mengumpulkan madu sudah ada sejak 10.000 tahun yang lalu.
Dalam Kitab Injil Perjanjian Lama (Kitab Taurat) disebutkan bahwa Tanah Palestina (Promise Land) terbuat dari Lemak dan Madu, sehingga orang Yahudi mati-matian ingin memiliki tanah Palestina tersebut.
Sering ditemukan didalam piramida peninggalan Mesir kuno, mayat para raja dan bangsawan yang diawetkan dengan cara direndam dalam madu, atau disertakan madu didalam kuburannya yang sampai saat ditemukan tetap awet, hanya warnanya gelap dan sedikit mengeras (mengkristal), termasuk ditemukannya mayat anak-anak dengan sebuah bejana berisi madu dengan usia diperkirakan 4.500 tahun tanpa rusak dan membusuk.
Terdapat riwayat mengenai Nabi Sulaeman AS, bahwa beliau pernah berkata: ” Pergilah kalian mencari madu, lalu gunakanlah madu tersebut”
Raja Mesir Kuno, yaitu Fira’un selama hidupnya tidak pernah sakit dan diberi kesehatan serta kekuatan badan yang luar biasa. Selirnya saja hampir mcncapai ratusan orang, tetapi Fira’un selalu dapat memuaskan selir-selirnya tersebut.
Legenda yang menjadi mitos tentang Hercules, Conan dan Samson yang memiliki kekuatan luar biasa sebenarnya tidak terlepas dari masyarakat yang ada pada zaman tersebut rajin memelihara kesehatan dan kekuatan tubuhnya dengan cara meminum madu.Para Gladiator zaman Romawi membiasakan meminum madu scbelum bertanding, begitu juga para penyanyi opera sampai zaman sekarang tidak lupa memelihara kualitas suaranya dengan meminum madu.
Pada ulang tahun ke 100 Julius Romelius (yang merupakan seorang kaisar dan bangsawan Romawi) ditanya oleh Julius Cesar, apa yang menyebabkan dirinya sehat dan kuat sampai pada usia 100 tahun tersebut. Julius Romelius menjawab: “Madu dari dalam minyak (zaitun) dari luar”.
Menurut Para Tabib Mesir Kuno mereka sepakat bahwa madu adalah obat universal (obat segala penyakit). Bangsa Mesir kuno menjadi pelopor pembuatan salep madu yang berguna unluk mengobati luka bakar atau luka tusukan benda tajam, terutama disaat perang yang banyak memakan korban luka-luka. Tradisi ini diikuti oleh tentara Jerman yang banyak mengobati luka korban perang dengan madu, karena madu raengandung efek endorfin (pereda nyeri alami) dan sedative (penenang).
Cleopatra yang terkenal dengan kecantikannya biasa berendam dengan campuran susu dan madu untuk merawat kecantikkannya.
Bangsa Yunani, Cina dan Jepang menggunakan madu sebagai pembangkit gairah seksual atau afrodisiak.
Pada zaman kekaisaran Romawi, madu dijadikan alat pembayar pajak sebagai pengganti emas, karena madu pada saat itu sangat benilai harganya.
Phytagoras (Bapak Ilmu Pasti Alam) menyatakan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya karena dapat mencapai umur 90 tahun berkat selalu minum madu.
Democritos (pelopor pengembangan teori atom) selalu mencampurkan madu dalam makanannya sehingga dapat hidup lebih dari 100 tahun.
Hipocrates (ahli fisika) mengkonsumsi madu secara teratur dan menggunakan madu dalam praktek pengobatannya sehingga dapat mencapai umur 107 tahun.
Aristoteles (Bapak Natural Science) menyatakan bahwa madu dapat mempertinggi taraf kesehatan dan memperpanjang usia.
Pliny (seorang ilmuwan pengarang sejarah alam semesta) mcnyatakan bahwa madu memiliki khasiat pengobatan yang baik, terutama untuk luka di mulut.
Dioscorides (sarjana Yunani) menyatakan bahwa madu mujarab sekali untuk pengobatan penyakit usus dan luka infeksi.
Ibnu Sina (Bapak pengobatan modern) yang berusia 100 tahun lebih menyatakan bahwa madu merupakan salah satu faktor yang dapat memperpanjang umur dan memelihara kesanggupan bekerja di hari tua.
Keluarga Kerajaan Inggris selalu mengkonsumsi madu secara rutin untuk menjaga vitalitas, kesehatan dan kecantikan para ratu secara turun temurun.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar